KBA Pulau Pramuka Mengubah Sampah Jadi Energi


"Setiap orang berhak berusaha untuk mendapatkan lingkungan tempat tinggal yang sehat"

Pasir putih menghampar luas di sepanjang pantai, deburan ombak menggulung-gulung kecil saling berbalapan, tak hanya itu ada beberapa tempat sampah dengan warna yang menarik. Iya, pulau Pramuka memang menjadi destinasi wisata yang cocok buat liburan bareng keluarga dan pasangan. 

Liburan merupakan salah satu cara refressing bersama keluarga atau pasangan untuk menciptakan moment yang indah, selain itu bisa mengenal alam lebih dekat. Bagi warga Jabodetabek dan sekitarnya mengunjungi Pulau Pramuka merupakan salah satu cara liburan dengan budget yang terjangkau tapi bisa menikmati pemandangan yang memanjakan mata. Jadi, nggak usah jauh-jauh liburan ke luar kota atau ke luar negeri ya hihi. 

Pulau Pramuka sendiri merupakan Pulau yang berada di gugusan Pulau Seribu. Pulau yang terkenal dengan sebutan Pulau Elang ini memiliki banyak spot yang cocok untuk foto-foto, yakni Penangkaran Penyu, Pulau Semak Daun, Pasir Putih dan bisa menikmati sunrise juga sunset yang cantik. 

Btw, dibalik kecantikan Pulau Pramuka, dulunya kerap menemukan tumpukan sampah terutama saat musim hujan tiba. Menurut informasi, sampah-sampah tersebut merupakan sampah kiriman dari Ciliwung yang bermuara di Pulau Seribu. Tentu saja sampah tersebut jumlahnya sangat banyak dan membuat kondisi Pulau Pramuka tak sehat lagi. 

Lagi pula siapa sih yang mau tinggal di daerah yang kerap banjir karena tumpukan sampah? 

Sampai saat ini sampah masih menjadi PR bersama yang masih belum tuntas untuk dihempaskan dari bumi, terutama saat musim hujan. Walau begitu kita bisa berusaha mengurangi sampah dengan cara kita masing-masing. 

Sampai kemudian ada aktifis yang berusaha mengurangi sampah dan mengubah sampah tersebut menjadi energi. Salah satu penggerak yang peduli dengan lingkungan di Pulau Pramuka tersebut adalah Ibu Mahariah yang memiliki program Pulauku Nol Sampah

Nggak mudah memang menjalankan program tersebut karena banyak hambatannya dan nggak semua orang aware terhadap lingkungan, banyak rintangan yang dialami oleh Ibu Mahariah.

Kegiatan tersebut sangat produktif dalam menjaga lingkungan, sehingga hadirlah KBA Pulau Pramuka dari ASTRA. ASTRA sendiri memang memiliki program KBA (Kampung Berseri Astra) merupakan bentuk kontribusi CSR dari ASTRA  untuk pengembangan masyarakat yang berfokus pada 4 pilar. Yakni Pendidikan, Lingkungan, Kesehatan dan Kewirausahaan untuk kehidupan desa yang lebih baik lagi. 

KBA Pulau Pramuka menjalankan program Pulauku Nol Sampah yang rata-rata sampah tersebut merupakan kiriman dari Jakarta. Program tersebut mengajak warga membersihkan sampah yang ada di bibir pantai, selain itu memilah sampah rumah tangga untuk dimanfaatkan jadi sumber energi, untuk menjalankan program tersebut mereka juga kolaborasi dengan berbagai komunitas yang mendukung. 

Mendirikan bank sampah juga menjadi solusi agar warga setempat peduli dengan sampah dan mendapatkan tambahan uang, setidaknya ada pergerakan perekonomian. Setelah warga memilih sampah plastik, kemudian sampah tersebut dijual ke bank sampah yang ada di Pulau Pramuka dengan harga yang beragam sesuai dengan berat sampah plastik tersebut. 

Setidaknya dengan begini berharap semua warga bisa peduli dengan lingkungannya sehingga meminimalisir penumpukan sampah. 

Asyiknya di Pulau Pramuka juga ada kegiatan pengelolaan sampah, sehingga membuat warga sekitar makin peduli sama sampah. Salah satunya ada RA Fahman yang berada dibawah naungan Rumah Literasi Hijau, yang mengajarkan anak-anak mencintai lingkungan sesuai dengan usia mereka. Salah satu kegiatannya ada menggambar tema lingkungkangan. 

Mengubah Sampah Jadi Energi

Apa bisa mengubah sampah jadi energi? Bisa dong, hal ini dilakukan oleh KBA Pulau Pramuka yang terus berinovasi dari waktu ke waktu mengubah sampah plastik dan organik, kemudian dengan proses yang panjang mengubah sampah menjadi bahan bakar minyak (BBM)

Di Pulau Pramuka sendiri memiliki lab plastik yang menyediakan alat untuk mengubah sampah jadi bahan bakar minyak dengan teknologi pirolisis, dengan satu kilo sampah bisa diubah jadi sampah kering jenis LDPE dan hasilkan sekitar 700-800 ml bahan bakar cair. 

Bahkan saat ini rumah literasi hijau juga sedang berupaya merubah potensi ancaman pencemaran lingkungan oleh limbah jelantah dengan mengubah minyak jelantah menjadi produk baru yang bermanfaat, seperti menjadikan limbah jelantah sebagai sabun pencuci piring. 

Kemudian juga menyelenggarakan workshop yang bermanfaat seperti membuat kupu-kupu dari limbah kain, menanam pohon dengan metode hidroponik dan kerajinan dari residu pengelolaan sampah plastik.

Jadi, kalau liburan ke Pulau Pramuka, jangan lupa buat menikmati wisata edukasinya ada workshop ecobrick, workshop limbah jelantah, workshop seni limbah styrofoam, workshop  pirolisis dan seni limbah residu sisa pengelolaan plastik. 

Walaupun saat ini musim kemarau tapi liburan ke Pulau Pramuka menjadi salah satu destinasi yang menyenangkan, asal jangan lupa membawa topi, kacamata dan sunblock, paling penting jangan membuang sampah sembarangan. Lagi pula siapa lagi yang menjaga lingkungan kalau bukan kita?

Tidak ada komentar